Pendahuluan



Pendahuluan


      Struktur Universe (alam semesta) yang sejati adalah “Model awan & hujan” atau “Cloud & rain model”.
     
      Ya, teori “Big Bang” tidak nyaman lagi untuk tahun tahun setelah tahun 2000 keatas (setelah kemampuan mengamati/menemukan galaksi yang menjauh dari bumi dengan redshift, z > 1), meskipun masih agak bisa diterima akal untuk tahun tahun sebelum tahun 2000 an, apalagi setelah ramalan Georges LemaĆ®tre  (pencetus utama “The Big Bang theory”) tentang Cosmic Microwave Background Radiation (CMBR) pada sekitar tahun 1933, terbukti oleh penemuan Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964 di “Bell Telephone Laboratories”.

      Sebelum Georges LemaĆ®tre mencetuskan idenya tentang “Big Bang theory” pada tahun 1927, di Rusia, Alexander Alexandrovich Friedmann telah juga mencetuskan ide itu pada tahun 1922. Alexander Friedmann mengekspresikan bahwa semesta sangat mungkin mengembang, bertentangan dengan “Static Universe”; model yang dikembangkan oleh Albert Einstein sejak tahun 1917.

      “The Big Bang theory” dikembangkan lebih lanjut oleh George Gamow yang adalah murid dari Friedmann di “University of Leningrad”. Gamow menyelaraskan teori nuklir kedalam cosmology, dan berperan lebih lanjut dalam mengembangkan “The Big Bang theory”. Pada tahun 1946, Gamow mencetuskan model bahwa bola api super kecil dengan kepadatan massa ekstrem dan dengan energi murni terkonsentrasi ekstra pekat adalah asal mula peristiwa  “Big Bang”. Bola api tersebut adalah asal usul semua materi di keseluruhan alam semesta saat ini. Teori ini mengutarakan bahwa galaksi galaksi akan saling menjauh dengan laju ekstra cepat di alam semesta, adalah sebagai efek lanjut dari peristiwa “Big Bang”.
   
      “Modern Big Bang theory” berpegang kuat dengan “asumsi hayal” bahwa ruang dan waktu terbentuk bersamaan dengan materi dan energy, lihat:  “Big Bang”, http://en.wikipedia.org/wiki/Big_Bang & “History of the Big Bang theory”, http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_Big_Bang_theory. 

      Model alam semesta modern (termasuk “Model awan & hujan “) harus berterima kasih banyak pada American astronomer, Vesto Melvin Slipher yang pada tahun 1912, dengan menggunakan spectroscopy telah mengamati bahwa hampir semua galaxy menjauh dari bumi. 

Redshift adalah pertambahan panjang gelombang radiasi yang dipancarkan dari objek yang bergerak menjauhi pengamat, sebagai konsekwensi efek Doppler.

Blueshift adalah pengurangan panjang gelombang radiasi yang dipancarkan dari objek yang bergerak mendekati pengamat, sebagai konsekwensi efek Doppler.

      Pada tahun 1929, Edwin Hubble dan Milton Humason menformulasikan Hukum Hubble (Hubble's law) yang menjadi pegangan utama “The Big Bang theory”.

      Setelah melakukan pendekatan ilmiah lebih lanjut, sebenarnya dan pada kenyataanya, struktur alam semesta “Model awan & hujan” adalah perkembangan lanjutan dan merupakan perbaikan dari kesalahan “tafsir makro” yang terlalu dini pada pengamatan dinamika kosmos. Semua pengamatan ilmiah yang terus berkembang maju hingga saat ini, selalu selaras dengan struktur alam semesta “Model awan & hujan”. Sebaliknya, pengamatan pengamatan tersebut banyak meninggalkan kontroversi dan misteri dengan “Big Bang Theory”.

      Sejak Januari 2009 sampai dengan akhir 2010, saya mencoba mencari bagaimana dan mengapa sampai ada teori asal usul alam semesta yang salah itu. Ya, mengapa bahwa:

      Pada awalnya, hanya dengan konsistensi setia pada hukum hukum Newton dan dengan menggunakan fakta alam; utamanya fakta  kesamaan pola dan fakta kestabilan pola, saya menurunkan model struktur alam semesta yang seharusnya dan yang sebenar benarnya adalah : ”Model awan dan hujan”. Dengan hanya bermodalkan itu saja, tapi dengan keyakinan tinggi bahwa “The Big Bang theory” harus dikoreksi kearah ”Model awan dan hujan” saya telah mengemail: NASA dan sekitar belasan Uiversitas ternama di permukaan planet ini, termasuk kepada teman teman di departemen Astronomi ITB, Bandung Indonesia (Juni 2011). Well, saya tidak mendapat respon apa apa (ya, sebenarnya hal itu, wajar wajar aja sih), kecuali satu respon email dari NASA. Berikut copy respon email dari NASA, yang merespon saya, satu hari sejak email saya.

“From: Charley Noecker
Date: Fri, Jul 15, 2011 at 10:28 PM
Cc: tom.greene


Thank you for your thoughts, but our committee is not chartered with re-examining the Big Bang theory, nor with studying galactic and quasar dynamics. We are focused only on the problem of direct detection of exoplanets around nearby stars -- within about 30 pc of the Earth.

Charley
NASA Exoplanet Program Analysis Group (ExoPAG)”

      Belakangan saya faham (sangat faham, bahkan), apa yang saya ajukan saat itu (dan yang berlanjut sampai dengan pertengahan 2012) masih terlalu dini dan belum mencakup point point ilmiah (pengamatan pengamatan cosmology) yang sekarang menjadi pegangan cosmology. Pada saat itu, sebenarnya konsep ”Model awan dan hujan” yang saya utarakan tidaklah salah. Hanya saja, naskah yang saya sampaikan itu masih terlalu makro. Selain itu, argumentasi ilmiah yang saya coba coba ajukan saat itu masih sangat banyak yang salah. Kadang, kalau belakangan ini saya membaca tulisan saya waktu dulu itu, saya bisa senyum senyum sendiri. Ya, banyak banget tulisan saya yang nadanya agak sok tahu! Ya! Itu semata mata karena saya memang tidak punya background cosmology sama sekali. Saya hanyalah lulusan “Chemical Engineering”. Itu saja! Tapi saya melaju terus dengan membuat blog “Cloud and rain model” di Goggle (yang pada saat saat awal, saya update terus, dari minggu ke minggu, bulan ke bulan).

      Keyakinan saya sudah tak tergoyahkan lagi, dan menurut saya “The Big Bang theory” sudah berakhir, setelah perdebatan saya di website Phys.Org, dengan naskah “Quasars: Mileposts marking the universe's expansion”, http://phys.org/news/2012-09-quasars-mileposts-universe-expansion.html, dari tanggal 18 September sampai dengan 18 Oktober 2012. Pada debat ilmiah di forum tersebut saya memakai nama “yash17” berdiskusi  dengan “Fleetfoot”.

      Saya harus sangat berterima kasih kepada Fleetfoot atas kesediaan dan kesabaran beliau melayani saya pada forum diskusi tersebut, meskipun sejak saat itu hingga saat ini, beliau tetap tidak mengakui “Cloud and rain model” dan tetap bersikukuh dengan “The Big Bang theory”. Tapi bagi saya, saya telah berhasil menjawab keberatan argumentasi ilmiah beliau atas model yang saya ajukan. Dan berdasarkan dari diskusi itulah, saya bisa mengilustrasikan model kosmologi “Cloud & rain model”.

      Jawaban jawaban saya pada diskusi tersebut tentang model struktur Universe masih kurang tepat. Sedikit catatan: pada saat itu saya sedang bekerja pada bidang yang sama sekali tidak berhubungan dengan cosmology ataupun science. Tapi inti sari dari jawaban saya itu yang sangat tepat, dan yang telah menjawab semuanya dan yang telah dengan sendirinya mengukukuhkan  “Cloud & rain model” sebagai struktur alam semesta. Jawaban inti yang dimaksud adalah:
Pada objek yang berpindah posisi dengan laju lumayan melebihi kecepatan cahaya (setidaknya “kira kira” lebih besar dari 1 hingga 2 kali kecepatan cahaya, tergantung sudut vector pergerakan kedua objek; pengamat & objek), tidak perduli objek tersebut mendekat atau menjauhi pengamat, pengamat tidak akan pernah mengamati blueshift. Dengan kata lain, pada objek yang berpindah posisi dengan laju lumayan melebihi kecepatan cahaya, tidak perduli objek tersebut mendekat atau menjauhi pengamat, pengamat akan selalu mengamati objek tersebut mengekspresikan redshift.

      Hal itu karena: untuk objek yang berpindah posisi dengan laju lumayan melebihi kecepatan cahaya, baik terhadap objek yang menjauhi pengamat, maupun terhadap objek yang mendekati pengamat, cahaya yang berasal dari objek tersebut ketika dia berada pada posisi lebih dekat dengan pengamat, selalu tiba lebih awal ke pengamat.

      Pada objek objek yang berpindah posisi terhadap pengamat dengan laju dibawah kecepatan cahaya, akan kita dapatkan situasi sebagai berikut:
Terhadap objek yang berpindah posisi mendekati pengamat, maka cahaya yang tiba ke pengamat lebih awal adalah cahaya yang berasal dari objek terjauh, sehingga pengamat akan mendapatkan data blueshift.
Terhadap objek yang berpindah posisi menjauhi pengamat, maka cahaya yang tiba ke pengamat lebih awal adalah cahaya yang berasal dari objek terdekat, sehingga pengamat akan mendapatkan data redshift.

      Inilah yang menjawab dengan tegas dan sangat akurat tehadap pernyataan Fleetfoot di Phys.Org kala itu mengenai apa yang beliau katakan “your imaginary blue shift”.

      “The Big Bang theory” masih bertengger kokoh hingga kini, terutama karena masih berpegangan pada jebakan jebakan berikut:
1.    Jebakan pengamatan objek semesta yang dominan teramati redshift. Ingat bererapa ratus tahun yang lalu, kawan kawan kita terjebak pada pengamatan sederhana, bahwa matahari mengelilingi bumi.
2.    “The Big bang theory” mempunyai genggaman “Teori relativitas”. Pada aplikasi “Teori relativitas Einstein” di kosmos, dengan menyetel nyetel “cosmological constant”, dianggap “The Big Bang theory” sangat selaras dengan teori tersebut.
Satu hal penting: “Teori relativitas Einstein” hanyalah persamaan matematika dan yang merupakan gabungan dan olahan hukum hukum fisika ditambah dengan parameter dan konstanta. Dan yang paling penting sebenarnya adalah: Sebelum kita menggunakan persamaan matematika tertentu pada satu kasus atau objek tertentu, interpretasikan dulu kasus atau objek tersebut secara tepat dan teliti!
Pada pemakaian “Teori relativitas Einstein” ke struktur alam semesta, para pencetus “The Big Bang theory” telah terjebak dengan tak teramatinya “Inti semesta” di pusat alam semesta.
3.    Albert Einstein dengan teori relatifitasnya mengatakan, bahwa semua benda tidak dapat bergerak melaju melebihi kecepatan cahaya. Well! Pernyataan tersebut tidak 100 % benar, juga tidak 100 % salah. Harus ada sedikit koreksi terhadap pernyataan Albert Einstein tersebut. Yang tepat adalah: Pada objek dengan kandungan “matter” dan “space”, dimana kandungan “space” nya lebih besar dari 0 %, tidak dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya. Objek dengan kondisi ekstra padat dan ekstra termampatkan, sehingga kandungan “space” pada objek tersebut mencapai   0 %, contohnya “black hole” dan “dark matter” dapat melaju melebihi kecepatan cahaya, sepanjang ada energi awal yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi. Hal ini sesungguhnya dapat dengan mudah dicerna oleh kawan kawan yang otaknya enggak terlalu “lelet”. Penjelasan sederhana terhadap hal tersebut adalah: Objek dengan kandungan; materi dan “space” bergerak melaju dengan media; materi dan “space” juga. Objek tersebut akan mendapatkan hambatan gerak dari media yang dilaluinya. Makin besar kandungan “space” pada objek, maka makin besar hambatan gerak. Demikian juga, makin besar kandungan materi pada media yang dilalui, akan makin besar juga hambatan gerak. Contoh sederhana & sehari hari mengenai hal ini; kita harus menggunakan palu agar paku dapat bergerak melaju pada media papan kayu.

      Yang berikut adalah bukti nyata, yang tak dapat terbantahkan lagi mengenai objek bergerak dengan laju diatas kecepatan cahaya. Saya kutip artikel dari “Mystery object in Starburst Galaxy M82 possible micro-quasar”, (http://www.jb.man.ac.uk/news/2010/M82mystery/) sebagai berikut: “The galaxy, known as M82, is 10 million light years away and is a stellar production line churning out new stars at a prodigious rate. However, many of these stars die quickly in huge explosions, with a new supernova explosion occurring every 20 to 30 years. “The new object, which appeared in May 2009, has left us scratching our heads – we’ve never seen anything quite like this before,” said Dr Muxlow. “The object turned on very rapidly within a few days and shows no sign of decaying in brightness over the first few months of its existence. The new young supernova explosions that we were expecting to see in M82 brighten at radio wavelengths over several weeks and then decay over several months, so that explanation seems unlikely.” The plausibility of a supernova explanation was further undermined when very accurate positional monitoring by the UK network of radio telescopes, MERLIN, tentatively detected a change in position for the object over the first 50 days. This was equivalent to an apparent superluminal motion of over 4 times the speed of light. Such large apparent velocities are not seen in supernova remnants and are usually only found with relativistic jets ejected from accretion disks around massive black hole systems.” Tentang objek ini dapat juga dibaca di. “Messier 82”, (http://en.wikipedia.org/wiki/Messier_82).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar